Windows Phone di Filmnya Black Widow,
Akhir akhir ini media benar benar dibanjiri sama berita Windows11, dan wajar sekali, sangat amat normal. Mengingat hampir kebanyakan orang emang pake Windows sebagai sistem operasi desktop, kecuali Apple user. Meskipun banyak berita yang beredar lebih ngebahas tampilan dan perubahan minor lainnya dari pada banchmark dan taulah ya Direct12 (yay!). Tapi ya siapa sih yang bisa mengontrol opini publik, toh semua orang boleh berbicara.
Dari pada berita yang melulu seperti di atas saya malahan lebih tertarik dengan dipakainya Nokia Lumia di film Black Widow, itu loooh, salah satu film superheronya Marvel yang pemerannya cakep banget. Meskipun rada menjadi pembicaraan sih, kenapa pake Lumia, kenapa tidak iPhone saja, mengingat besarnya brand Apple di US kan? Ya memang film tersebut mengambil timeline sekitar tahun 2016. Tapi tetep rada aneh aja sih menurut saya. Ada yang bilang karena royalti Windows Phone relative murah, tapi masak iya, Marvel kan duitnya lumayan infinity.
Ngomong ngomong, saya bukan fanboy Windows Phone ya, saya pertegas di awal. Saya cuman pernah pake aja, dulu, iya dulu banget. Jadi, inilah kenapa saya cukup tertarik dengan topik ini.
Kembali ke tahun 2013 awal, di mana Android belum sebesar sekarang. Kala itu, saya masih memakai ponsel dengan basis sistem Symbian keluarannya Nokia, yang mana sudah cukup memenuhi mobilitas sehari hari. Saya memang cukup tertarik dengan smartphone, tapi rasanya belum butuh butuh benget. Sampe di satu waktu ponsel saya mati, rusak gitu. Nah mau nggak mau kan ya musti ganti. Dan saat itu smartphone pertama saya adalah Lumia 520. Seri terendah dari jajaran Windows Phone.
Kebanyakan teman teman saya tentu saja pakai Android, ada yang pake iOS tapi beberapa, dan sedikit masih setia Blackberry. Well, jujur saya doang deh yang pake Windows Phone -____-. Tapi ya sudah lah ya, yang penting bisa dipake. Lalu setelah sebulan dua bulan, kok saya jadi terbiasa banget dengan UI dan pengaturan yang serba apa adanya. Tanpa tema, nggak ada skin, cuman kotak kotak datar yang membosankan. Saya nyaman.
Inget banget di tahun 2016 game Pokemon GO! rilis, mau nggak mau saya musti beli device baru. Nah di tahun itu barulah saya pake Andorid meski nggak jadi yang utama, kesan saya ’cantik sih warna warni, tapi kebanyakan pilihan’. Saya pun masih tetep setia pake Windows Phone sampe tahun 2018, hingga akhirnya ganti karena tidak disupportnya aplikasi Whatsapp. Begitu.